Senin, 03 April 2017

Rindukan sang Schizophrenia

Hari ini...
Aku tidak bisa tidur..
Aku menghitung hari..
Ketika engkau pergi jauh dariku..
Kini.. Hampir 5 tahun sudah engkau tidak disini..
Dirumahmu, rumah tempat kita tumbuh bersama..
Canda, tawa, tangis, sedih, marah, berantem, dan berkelahi..
Aku selalu merindu..
Emgkau disana sedang apa?
Makan dengan apa?
Tidur dengan siapa?
Apakah engkau bahagia?
Masihkah engkau merengek? Merajuk?
Tentunya tidak... Karna disana bukan rumahmu.. Bukan saudara sedarahmu..
Walau hati ini tidak tenang, setidaknya engkau lebih baik disana..
Tahu kah kamu wahai Adik..
Aku kini sudah memutuskan untuk menikah..
Rasanya berat.. Tanpamu..
Aku ingin bercerita tentang hidupku..
Dan aku juga ingin tahu tentang hidupmu selama ini..
Walau disetiap bulannya aku bertemu..
Aku tidak menemukan kamu..
Ya .. Kamu yg dulu..
Kamu dengan jiwamu..
Engkau kini diam..
Tersenyum..
Pelupa..
Badanmu kurus sekali wahai adik..
Pelukanku seolah tak engkau kenali..
Matamu menatapku..
Aku bertanya.. Betah disini?
Engkau mengangguk
Kini engkau tidak pernah lagi mengamuk..
Engkau terkontrol..
Namun aku tahu..
Jiwamu tak inginkan itu..
Aku rindu..
Kamu yg dulu..
Smoga Alloh selalu menjagamu..
Aku telah menyerahkan semua ini pada-NYA
Bersabarlah sayang..
Aku..
Sayang kamu..
Kakakmu..
Yang tidak bisa berkirim surat kepadamu..
Aku sampaikan rasaku ini pada-MU ya Rob..
Semoga engkau mengirimkan rasaku ini padanya.
Sungguh.. Tak pernah cukup aku menulis..
Selalu kusudahi dengan linangan Air mata..


Kamis, 28 Agustus 2014

Marshanda dan Bipolar

Belakangan ini media televisi sedang dipanaskan oleh issue tentang Marshanda yang mempunyai penyakit ganngguan bipolar. Sedangkan Marshanda sendiri tidak mengakui bahwa dirinya sedang sakit. Orang yang mengidap penyakit Bipolar hampir sama dengan Schizophrenia mereka tidak akan mengakui bahwa dirinya sedang sakit. Bahkan ketika kambuh mereka tidak akan menyadari bahwa hal yang mereka lakukan itu sebetulnya sedang dalam keadaan sakit.

Bipolar sekarang lebih terkenal karena Marshanda, saya sendiri sudah membaca penyakit ini dari tahun-tahun sebelumnya ketika adikku mengidap schizophrenia karena ternyata yang mengidap penyakit bipolar pun sama susah tidur. Untuk membedakan mana penyakit bipolar dan mana penyakit schizophrenia, akan saya bahas sedikit disini. Namun mohon maaf bila ilmu saya jauh dari cukup untuk menjabarkannya.

SKIZOFRENIA

Skizofrenia adalah gangguan psikotik kronis yang ditandai oleh episode  akut yang mencakup kondisi terputus dengan realitas, yang ditampilkan dalam ciri-ciri seperti waham , halusinasi, pikiran tidak logis, pembicaraan yang tidak koheren, dan perilaku yang aneh. 

Skizofrenia mempunyai 3 tipe :
1.  Tipe tidak terorganisasi
Yaitu kondisi kebingungan dan perilaku yang aneh, pembicaraan tidak koheren, halusinasi yang nyata, afek datar atau tidak sesuai, dan waham yang tidak terorganisasi.
2. Tipe katatonik
Gangguan yang nyata dalak aktivitas motorik di mana perilaku mungkin melambat menjadi stupor namun tiba-tiba berubah menjadi keadaan yang sangat teragitasi. Mereka mampu mempertahankan posisi yang tidak biasa selama berjam-jam misalnya berdiri mematung meskipun tungkai mereka menjadi bengkak
3. Tipe paranoid
·         Waham (biasnya bertema kebesaran, persenusi, atau kecemburuan) dan seringkali halusinasi auditoris.
  
Factor-Faktor Penyebab
1.  Factor biologis
·    Bukti kuat tentang kontribusi genetic utama.
·  Ketidakteraturan dalam system neurontransmitter di otak, terutama pada jalur di otak yang mengatur neurontransmitter dopamain
· Ketidaknormalan otak yang mendasari banyak kasus, seperti kerusakan structural atau deteriorasi gangguan otak atau pada jalur di otak pada bagian otak yang mengatur fungsi kognitif dan emosional
·   Kemungkinan adanya peran infeksi virus yang mempengaruhi perkembangan otak yang terjadi pada masa prenatal atau selama masa awal kehidupan
2. Perspektif psikodinamik
·   Menurut pandangan ini, skizofrenia mencerminkan ego yang yang dibanjirinya oleh dorongan-dorongan seksual primitive atau agresif atau impuls-impuls yang berasal dari id. Impuls-impuls tersebut mengancam ego dan berkembang menjadi konflik intrapsikis yang kuat.
·   Adanya hubungan intrapersonal yang tidak baik antara ibu dn anak. Pada masa kanak-kanak interaksi yang penuh kecemasan dan permusuhan antara anak dan orang tua membawa anak untuk mencari perlindungan pada dunia fantasi yang bersifat pribadi.
3.  Perspektif belajar
·    Adanya reinforcement positif atas tindakan yang dilakukannya.
4.   Psikososial
·    Pengalaman yang penuh stress dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan skizofrenia pada indivisu yang memiliki kerentanan secara genetic.

Factor-Faktor Pendukung
· Tidak adanya komunikasi dalam keluarga dan lingkungan keluarga yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan kecemasan mampu meningkatkan stress pada penderita skizofrenia
·    Adanya factor genetic yang berperan besar mengakibatkan seseorang mengalami skozofrenia.
·    Adanya modeling dan reinforcement positif terhadap perilaku skizofrenia

Factor-Faktor Penghambat
·    Lingkungan aman dan terkondisi dengan baik serta adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan komunitas mampu mengurangi stress pada penderita skizofrenia
·    Mengidentifikasi dan menangani anak-anak yang mungkin berisiko untuk mengalami di masa dewasanya kelak dilihat dari factor genetika
·    Pemberian vaksinasi berbagai macam virus untuk perempuan dengan perbaikan nutrisi dan perawatan prenatal .

Penanganan
Perawatan biomedis
·   Obat-obatan antipsikotik digunakan untuk mengendalikan simtom-simtom psikotik
Penanganan psikososial
·   Pendekatan berdasarkan psrinsip belajar, seperti system token ekonomi dan pelatihan keterampilan sosial, dapat membantu pasien skizofrenia mengembangkan perilaku yang lebih adaptiif.
Rehabilitasi psikososial
· Kelompok-kelompok self help dan program tempat tinggal yag terstruktur dapat membantu pasien skizofrenia menyesuaikan diri dengan kehidupan komunitas
Program intervensi keluarga
·  Intervensi keluarga digunakan untuk meningkatkan komunikasi dalam keluarga dan menguragi tingkat konflik dan stress keluarga.

DIAGNOSIS
Ciri-ciri klinis utama gangguan skizhoprenia
1.  waham/delusi
2.       2.  halusinasi
3.       3. pembicaraan yang tidak koheren atau ditandai dengan asosiasi longgar
4.       4. perilaku tidak terorganisasi atau katatotik.
4.       5. ciri-ciri negative (misalnya efek datar)



MANIK DEPRESIF / BIPOLAR
Menurut Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai ganguan manik depresif) adalah "suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang diselingi dengan periode manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. begitu meningkatnya hingga melampaui batas normal suasana hati yang baik". Fase peningkatan ini disebut mania. Gejalanya mungkin mencakup berpikir dengan sangat cepat. Cerewet, dan penurunan kebutuhan untuk tidur. Bahkan, sipenderita dapat terjaga selama berhari-hari tanpa tidur, tetapi tidak menunjukan tanda-tanda kehabisan energi. Gejala lain dari gangguan bipolar adalah perilaku yang sangat impulsif tanpa memikirkan konsekwensi
"Mania sering kali mempengaruhi cara berpikir, penilaian, dan prilaku sosial dengan cara yang menimbulkan problem serius dan hal-hal yang memalukan, terjadi hanya beberapa hari; dalam kasus lain, mania terus berlangsung selama beberapa bulan sebelum akhirnya digantikan oleh pasangannya, depresi.
Penyakit manic depressive (juga disebut gangguan bipolar) adalah jauh lebih berat dibandingkan perubahan suasana hati yang normal dan jarang terjadi pada anak-anak, lebih sering terjadi, yang bermula pada masa remaja atau awal masa dewasa.
Simptom pada saat DEPRESIF :
1.      Si penderita jadi melankolis,depresif sangat sedih, banyak menangis, dihinggapi ketakutan dan kegeliasahan.
2.      Perasaanya : tidak pernah merasa puas . merasa tidak berguna dan disia-siakan hidupnya, merasa sebatang kara di dunia. Jadi pasif, acuh tak acuh dan apathies.
3.  Dihinggapi halusinansi-halusinansi dan delusi-delusi yang menakutkan atau yang menimbulkan kepedihan hati,. Adanya penyesalan atas kesalahan atau dosa di masa lampau.
4.      Merasa jemu hidup dan putus asa : ingin mati dan melakukan usaha-usaha untuk bunuh diri. Kadang- kadang dibarengi dengan gejala stupor -komplit atau dihinggapi catalepsy ( seluruh badan jadi kaku dan tidak bisa digerakkan atau dibengkokan).Diam saja dalam waktu yang lama , tidak mau bicara serta menolak untuk makan dan minum. Ia menarik diri secara total dari rangsangan-rangsangan sosial.
5.      Kesadaranya jadi kabur, biasanya disertai retardasi motorik dan retradasi mental yang mungkin memburuk
Ciri-ciri depresi :
1.     Ada perasaan murung dan putus asa
2.   Hilang ambisinya, retardasi mental dan respon-respon motoriknya
3.   Orientasi dan ingatannya belum banyak terganggu.
4.   Hilang aktivitasnya, mengasingkan diri secara total.
5. Dalam status hypochondria, dipenuhi delusi-delusi menyalahkan diri sendiri. Ada rasa berdosa,pikiran-pikiran yang tidak riil,delusi-delusi mersa hina sengsara dan miskin sekali
6. Sama sekali jadi membeku diam mematung , menolak untuk berbicara,makan,atau bergerak.mengasingkan diri secara total dari lingkunagannya.
7.   Kesadaranya kabur karena banyak dihinggapi delusi-delusi yang campur aduk. Banyak penderita psikhosa ini selalu bergerak dari status depresi/melankholis beralih pada status mania (exited)

Simptom-simptom pada saat manis/manik (gembira,exited)
1.  Penderitanya jadi sangat aktif, amat ribut dan lari kesana-kemari. Gerakkannya banyak sekali. Banyak berbicara dengan cepat dan ketawa-tawa riang; suka bernyanyi-nyanyi dan mengeluarkan kata-kata atau  bahasa yang kotor-kotor dan biasanya pasien amat gelisah
2.   Sangat tidak sabaran dan tidak toleran. Menjadi irritable dan gelisah.
·  Kesadaranya kabur, idenya campur aduk dan khaotis. Dan tidak lagi mengenal larangan dan pantangan-pantangan (inhibition).
·         Ada disorientasi total terhadap ruang,tempat,dan waktu.
·        Emosinya pendek-pendek dan meledak-ledak. Dalam keadaan exited ini pasien sering melakukan kekerasan , membanting-banting dan merusak segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. Jadi ribut dan kegila-gilaan.
·        Dikejar-kejar oleh ilusi-ilusi serta halusinasi-halusinasi visual yang berhubungan dengan penderangan atau telinga.
·         Pada stadium berat, jika pasien mengalami saat manis dia bias melakukan serangan-serangan ,kekerasan dan usaha-usaha untuk membunuh atau bunuh diri.
Diagnosis
Banyak anak dengan penyakit manik depresif memperlihatkan campuran mania-sebuah penyataan kegembiraan, eksitasi, berpikir cepat, sifat lekas marah, dan sombong (dimana anak tersebut merasa dia memiliki talenta besar atau telah membuat sebuah penemuan penting)-dan depresi.Mania dan depresi terjadi secara serempak atau dalam perubahan cepat. Selama peristiwa mania, tidur terganggu, anak tersebut bisa menjadi agresif, dan performa sekolah sering menurun. Anak dengan penyakitmanic depressive tampak normal antara peristiwa, sebaliknya anak dengan hiperaktif, yang memiliki keadaan tetap pada aktivitas yang meningkat. Karena ADHD bisa menghasilkan beberapa gejala-gejala serupa, perbedaan diantara 2 keadaan tersebut adalah penting.
Phikhosa manis depresif ini merupakan kekalutan mental yang serius berbentuk gangguan emosionil yang ekstrim, yaitu terus-menerus bergerak antara gembira-ria tertawa-tawa (elation) sampai dengan rasa depresif sedih putus asa. Penderitanya selalu dihinggapi ketegangan-ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat. Impulsnya kuat,tapi pendek dan tidak bias dikontrol atau dikendalikan. Misalnya kacau, ingatanya jadi makin mundur. Pasien jadi sangat egosentris, dan tingkah lakunya kekanak-kanakan.selalu merasa gelisah dan tidak pernah merasa puas.
Factor Penghambat
Adanya  usaha-usaha preventif; yaitu mengejar anak-anak dan orang muda untuk mengekspresikan emosinya dengan mekhanisme yang positif, dan menghindari penekanan-penekanan yang berlebih-lebihan terhadap luapan emosinya.

Rabu, 11 Juni 2014

HARAPAN SCHIZOPHRENIA BISA SEMBUH

Setiap kali saya mengantar si bungsu periksa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin bandung, ternyata kami tidak sendirian. Antrian pun ada 10 (sepuluh) orang, itu berarti dalam sehari ada pasien 10  (sepuluh) orang setiap bulannya yang datang sewaktu dengan kami... belum yang datang yang tidak sewaktu dengan kami mungkin lebih dari 10  (sepuluh) orang. Anggaplah sedikitnya 10  (sepuluh) orang pasien dengan Schizophernia, jika dalam seminggu hanya 5 (lima) hari kerja maka sebulan ada 20 (duapuluh) hari x 10  (sepuluh) orang = 200 (dua ratus) orang yang sakit Schizophernia. Silahkan hitung sendiri jika di tiap rumah sakit ada bagian poli jiwanya., saya hitung hanya di rumah sakit hasan sadikin saja.

Coba jika anda tengok di cisarua lembang, antrian bisa puluhan orang.. bahkan si Bungsu ketika dibawa ke Cisarua dia tidak tahan untuk menunggu lama, dia mulai tidak nyaman dan bolak balik toilet, makanan dimakan semua sampai mau muntah. Setelah tidak tahan dia mulai berteriak dan meminta kami untuk pulang saja. Saya yang mengantar bersama adik saya yang perempuan ketakutan ketika dia mulai histeris.
Anehnya, para dokter dan suster terlihat tidak panik, mungkin sudah terbiasa dengan hal semacam itu. Kami terus mencoba menenangkannya sampai akhirnya si Bungsu kabur keluar mau pulang. kami pun mengejarnya dan membujuknya untuk kembali ketempat antrian.

Ya... Cisarua lembang... beratus mungkin beribu orang dengan Schizophernia ringan sampai akut ada disana. Saya sebagai seorang kakak yang mempunyai adik dengan pasien Schizophernia merasa tidak sendirian disana, saking banyaknya orang-orang yang bernasib sama dengan adikku. Disekeliling kami penuh dengan orang-orang aneh (menurutku) tetapi tidak bagi penderita karena mereka tidak merasa sakit ataupun berbeda secara tidak sadar. Ada yang diam saja dipojokan, ada yang duduk sambil bengong, ada yang sedang tertawa terbahak-bahak, bahkan ada yang berteriak-teriak mencaci maki mantan suaminya, sampai bahasa kotor dan porno keluar dari mulutnya. Saya pertama kali datang merasa ketakutan, tetapi lama-lama saya kebal terhadap mereka bahkan merasa iba.

Saya yakin mereka datang kerumah sakit dengan harapan bisa sembuh dan kami pun demikian.. agar adik kami bisa sembuh dari penyakit ini tetapi dibutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup lama bahkan tidak bisa hanya berobat saja, dukukungan keluarga pun sangat diperlukan agar semangat mereka tumbuh untuk bisa sembuh dari penyakitnya.

Terkadang dilema buat kami, ketika kami harus berada disampingnya tetapi dia sangat berbahaya bagi kami. Mencoba untuk bertahan dengan keadaan yang seperti itu, dia tetap adik bungsu kami dan kami sangat menyayanginya.. sangat.. sedih memang harus berada disamping si bungsu yang membutuhkan kami tetapi tanpa kami prediksi dia akan secepat kilat menyerang kami... seperti Hulk di film-film... yang kami alami bukan film tetapi kenyataan yang harus kami hadapi setiap harinya bahkan tiap detik kami tidak pernah tenang karena secara tiba-tiba sibungsu akan berubah menjadi orang yang tidak kami kenal. Namun, cukuplah dengan mengerti dan memahami apa yang sedang si bungsu alami.. itu bisa membuatku bertahan dan menghadapinya dengan tenang walaupun seringkali saya kena pukulan dan tinjunya.

Pukulan dan tinjunya tidak membuat ku lemah, bahkan saya mendapat kekuatan dari Allah untuk bangkit. . Ketika saya tidak sadarkan diri dan kembali siuman saya bisa dengan cepat mengantarnya ke rumah sakit walaupun dalam keadaan pincang. Sesampainya dirumah, saya hanya bisa merasakan sakit diseluruh tubuh dengan biru lebam di paha, lengan, kaki dan pinggang saya. Tanpa seorang Ayah dan Ibu.. aku berusaha dengan keras menjadi yang terbaik untuk adik-adiku, itulah kekuatan yang Alloh berikan untuku, hanya kepadaNYA saya meminta pertolongan.

Harapan untuk sembuh selalu ada, walaupun tidak sesempurna sebelumnya tetapi kita adalah manusia yang selalu diberi kekuatan oleh Alloh.. saya yakin Alloh telah memberikan cobaan yang bisa kita jalani. Beberapa teman yang mengalami Schizophernia masih bisa menikah, bekerja dan mempunyai anak walaupun mereka harus tetap mengkonsumsi obat dari dokter. Tetap semangat dan optimis untuk sembuh adalah kunci dari kesembuhan orang dengan Schizophernia.

Saya copy Paste artikel dari kabarinews.com
Oleh: Dr Taruna Ikrar
(University of California, School of Medicine, Irvine, USA


Skizofrenia atau Schizophrenia merupakan penyakit mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan respon emosional yang buruk. Kondisi tersebut sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid atau hambatan berpikir yang disertai disfungsi sosial.
Faktor genetika dan lingkungan memberi andil yang besar munculnya kelainan ini. Demikian pula aspek neurobiology, dan proses psikologis serta sosial menjadi faktor pencetus. Para ahli dewasa ini, menfokuskan mencari tahu faktor pencetusnya pada peran neurobiology. Gejala yang kompleks telah memicu perdebatan tentang apakah diagnosis merupakan kelainan tunggal atau sejumlah sindrom.
(Gambar 1: Ilustrasi Penderita Skizofreania)
Pengobatan antipsikotik, yang terutama menekan dopamin (dan kadang-kadang serotonin) pada aktivitas reseptor system saraf. Psikoterapi dan rehabilitasi sosial juga penting dalam pengobatan. Dalam kasus yang lebih serius bahkan ada resiko untuk bunuh diri dan orang lain. Kondisi seperti ini harus dilakukan rawat inap.
Kelainan Skizofreania mempengaruhi kognisi atau cara berfikir, bahkan berkontribusi untuk masalah kronis dengan perilaku dan emosi. Orang dengan skizofrenia cenderung memiliki kelainan psikologis tambahan, termasuk depresi berat dan gangguan kecemasan. Hampir 50 persen masalah-masalah sosial, kemiskinan, pengangguran dan tunawisma berhubungan dengan kelai,nan ini. Bahkan hasil studi epidemologi menunjukkan masalah kesehatan fisik dan bunuh diri meningkat. (sekitar 5 persen).
Gejala Utama
Schizophrenia, merupakan penyakit yang telah ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu. Penyakit ini memiliki gejala yang khas berupa:

(Gambar 2: Gejala Klinik Penderita Skizofrenia)

1.Penderita, tidak bisa membedakan antara kondisi yang nyata dan yang tidak nyata (halusianasi)
2.Biasanya juga berhubungan dengan masalah kecemasan (anxiety),depresi (depression), bahkan menjadi pencetus keinginan bunuh diri (suicidal)3.Sangat sensitive perasaannya dan tidak stabil (Irritable or tense feeling)4.Tidak bisa fokus dan berkonsentrasi
5.Susah bahkan tidak bisa tertidur (Insomnia)6.Dan pada tahap selanjutnya mengalami gangguan berpikir, perasaan, bahkan gangguan/kelainan tingkah laku (behavior), seperti: mendengar dan melihat sesuatu yang tidak nyata (halusinasi), terisolasi dari dunia nyata, kehilangan perasaan atau empati terhadap orang lain, bahkan delusion (keyakinan terhadap sesuatu yang tidak nyata), kalau berbicara meloncat-loncat dengan topik yang tidak saling berhubungan (loose associations).
Pembagian jenis Skizofrenia, biasanya berdasarkan gejala,
a). Skizofrenia Paranoid (Kecurigaan yang berlebihan), dengan gejala utama: cemas yang berlebihan, dan disertai kemarahan yang meletup-letup. Demikian pula dia meyakini bahwa orang lain berusaha untuk menyakiti bahkan ingin membunuhnya, atau sebaliknya orang mencintainya secara berlebihan.
b). Skizofrenia Disorganized, dengan gejala utama berupa: menunjukkan prilaku kekanak-kanakan, mengalami ketidak teraturan dalam pola pikir dan imajinasi,serta penampilan yang datar.
c). Skizofrenia katatonik, dengan gejala: perilaku aneh dengan ekspresi wajah meringis, kurangnya inisiatif untuk berbuat, kekakuan otot-otot tubuh sehingga mengalami gangguan postur tubuh, dan tidak memberikan reaksi atau respons terhadap aksi orang lain.
Dalam upaya mendiagnosa/menentukan jenis Skizofrenia yang diderita oleh pasien, dokter pada umumnya menggunakan standar, berupa anamnesa (pertanyaan terstruktur) yang mendalam, seperti: berapa lama gejala telah berlangsung, bagaimana perubahan fungsi kesadaran, latar belakang keluarga, mencari tahu ada/tidaknya faktor genetik dan riwayat keluarga, dan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan CT Scanning dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
(Gambar 3: Perbandingan foto MRI penderita Skizofrenia dan orang normal)
Pengobatan
Dalam keadaan gangguan beratskizofrenia, dokter akan menganjurkan untuk menjalani perwatan Inap di Rumah Sakit Jiwa, hal ini demi keamanan pasien dan masyarakat sekitarnya. Banyak obat anti skizofrenia, baik berupa obat kimia, maupun pengobatan supportive dan ECT (Electro Convulsive Therapy).
(Gambar 4: Illustasi Penggunaan ECT pada penderita Skizofrenia di Rumah Sakit)
Pada umumnya, obat antipsikotik merupakan pengobatan yang paling efektif untuk skizofrenia. Obat tersebut mengubah keseimbangan kimia dan eletrolit, serta neurotransmitter di otak sehingga dapat membantu mengendalikan gejala. Obat tersebut misalnya: Clozapine, yang merupakan obat yang paling efektif untuk mengurangi gejala skizofrenia.
Terapi supportif juga bermanfaat bagi banyak penyembuhan skizofrenia. Terapi supportif itu, misalnya; pelatihan keterampilan sosial, dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi sosial. Keluarga penderita skizofrenia harus dididik tentang penyakit, sehingga mereka dukungan untuk kesembuhan pasien.
Karena penyakit Skizofrenia merupakan penyakit menahun, maka kesembuhan pasien sangat tergantung pada kedisiplinan penderita meminum obat. Olehnya peran keluarga pada saat penderita ini sudah diizinkan berobat jalan sangat besar. Hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga antara lain: Pentingnya keluarga membantu mengingatkan pemberian obat secara teratur dan benar dan mengelola efek samping, memperhatikan tanda-tanda awal bila penyakit tersebut kambuh dan apa yang harus dilakukan jika gejala tersebut, mengatasi gejala yang terjadi bahkan saat mengambil obat.
Dalam pengobatan penderita Skizofrenia yang menahun (Kronis), di Rumah Sakit jiwa, biasanya dokter memberikan terapi tambahan berupa, Electro Convulsive Therapy (ECT). ECT merupakan teknik pengobatan skizofrenia dan depressi berat, yaitu memberikan arus listrik dengan tegangan tertentu yang tidak membahayakan jiwa penderita, namun mmeberi efek yang signifikan dalam mengurangi gejala. (1005)
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?48817









Rabu, 17 April 2013

PENYEMBUHAN ODS (Orang Dengan Schizoprenia)

Bismillah.. (semoga Allah mengizinkan aku yang ingin sharing tentang schizoprenia)
Bukan maksud membuka aib keluarga, tidak sama sekali.. dan tidak bermaksud untuk dikasihani...
Saya menulis disini karena perduli dengan banyaknya orang-orang yang mengidap penyakit seperti ini. Kadangkala mereka tidak sadar dengan dirinya yang sakit dan butuh pertolongan.Semoga tulisan saya disini bermanfaat bagi kita khususnya yang mempunyai tanggungan orang-orang dengan schizoprenia dan bagi orang lain yang punya masalah lain umumya.
Schizoprhenia sangat unik dan sulit untuk di mengerti seperti tulisannya, susah banget saya menghafal kata-kata schizoprhenia :(
Tapi sekarang sudah biasa hehe.. seperti halnya saya sudah biasa pula menghadapi si bungsu.
Subhanallah..Allah maha besar, jika saya tahu dari dulu bahwa schizoprenia adalah penyakit tentunya saya akan mencari dokter.. bukan mencari orang pintar..
Dari pertama si bungsu mengalami kelumpuhan dengan dada yang berdebar sangat kencang dan kata-kata yang pastinya bikin kita merinding "abi bade maot..aya malaikat maut" ("saya akan mati.. ada malaikan pencabut nyawa) sampai-sampai dia memberitahukan mempunyai hutang kepada temannya, harus dibayar.. dan ada beberapa wasiat yang harus kita laksanakan.. tangisan demi tangisan kukeluarkan, kupeluk dia, bahwa dia tidak akan meninggal.
Semenjak itu, si bungsu lumpuh...tidak bisa bergerak, otot-ototnya kaku, tidak bisa bicara, bahkan berkedippun harus kita perintah.
Karna banyak yang bilang itu bukan penyakit, tapi guna-guna.. akhirnya kami membawa si bungsu ke garut. Disana kami banyak saudara, dan pesantren. 2 hari dipesantren dia malah tambah parah...matanya beringas dan... maaf.. saya tidak bisa menceritakan yang ini.
Setelah keluar dari pesantren akhirnya di bawa ke orang yang bisa menyembuhkan.. masih saudara, tapi tetap saja tidak bisa berbuat banyak. karna si bungsu tidak mau makan.. badannya menciut sangat kecil dan lemas. Akhirnya dibawa ke UGD di garut, kurang lebih 1 minggu setelah itu diboyong ke bandung pengobatan dirumah aja.
Tidak ada perkembangan... si bungsu masih tidak bisa bergerak kalau tidak kita perintah, seperti patung.
Saran dari teman alm.ayah untuk di bawa kehasan sadikin poli jiwa akhirnya menemukan titik terang, dia bisa bergerak..tertawa ngobrol..
karena sudah dianggap sembuh, ayah menghentikan pengobatan, dan apa yang terjadi...
Si Bungsu kembali seperti semula, seperti patung.. dokterpun marah karena pengobatan harus dari awal lagi :'(
Beberapa kali seperti itu, akhirnya kami memutuskan untuk tidak pernah menghetikan obat yang dia minum.
Tetapi setelah bapak meninggal si bungsu jadi sering ngamuk. Disinilah awal kami  prustasi dan menyerah...
Berbagai cara telah kami lakukan sampai akhirnya sekarang dia berada jauh dari kami, kami berpisah untuk dapat menyembuhkannya.. sangat sedih :(
Walaupun dia seperti itu, kami tetap menyayanginya...
ODS (orang dengan schizoprenia) harus terus makan obat sampai akhir hayat, itu kata dokter dan kami hanya bisa menurutinya karena memang sudah terbukti tanpa obat si bungsu bisa kemballi ke kondisi awal.
mereka bilang penyakit ini seperti jantung, harus makan obat setiap hari, dan kami.. PASRAH.

KESABARAN TIADA BATAS

Sebelumnya aku ini mo berterimakasih sama Tuhan yang telah menciptakan aku seperti sekarang ini.
Sesuatu yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah dan sesuatu yang menurut kita jelek belum tentu jelek menurut Allah.
Allah telah mempersiapkan garis kehidupan semua hambanya sesuai dengan yang Allah mau, tentu adalah baik menurut Allah...
Hari ini Aku mulai menulis lagi padahal sudah kangen dari dulu pengen nulis..curhatnya ke Allah terus, sharingnya ke Allah terus.. jadi lupa nulis (hehehe..)
SABAR..
SABAR..
SABAR..
"Kesabaran itu ada batasnya!!! aku sudah tidak kuat lagi!!" teriakan, jerit tangis dan kata-kata tersebut mungkin sering terucap kepada kita yang notabene mempunyai segudang masalah.
Ya, masalah adalah hidup.. kalau tidak ada masalah ya tidak ada kehidupan, mati sekalian!.. umpatku dalam hati.. saking keselnya dengan kata-kata kesabaran ada batasnya.
Menurutku sabar itu tiada batas, jika ada batasnya ya bukan sabar lagi namanya (hehe..:D)
Suatu hari aku sudah tidak bisa berdaya lagi.. akhirnya aku pun mengluarkan kata-kata.. bahwa kesabaran itu sampai mana siiiih...aku menangis, terhenyak dilantai, terpojok kaku di ujung tembok sambil bersila dan tertunduk lemas dan aku pun bekatata lirih.. "Ya Allah aku pasrah pada MU" tetesan air mataku tidak pernah berhenti setiap hari.
Kejadian demi kejadian telah memporak porandakan hatiku juga tubuhku, aku sudah tidak bisa menghitung lagi berapa tempat telah ku cari dan kutitipkan si Bungsu agar dia bisa sembuh..
Andaikan dia sakit, sakit apa? aku pasti mengurusnya, asalkan tidak membahayakan orang-orang disekitarnya, kami sering ketakukan kalau dia sudah mulai tidak terkontrol dan bahasa yang dia keluarkan, keluhan yang dia ucapkan sungguh diluar akal kita...dan aku... Mengerti, hanya itu cukuplah dengan mengerti keadaanya yang seperti itu.
Saat ini dia berada di sebuah tempat yang jauh dengan ku, sejak April dia kutitipkan kepada seorang Bapak yang sangat baik menerima untuk mengurus semua keperluan si Bungsu semoga dia bisa hidup dengan tenang tanpa ketakutan, ada hal-hal yang tidak bisa kumengerti tetapi aku harus mengerti dan maklum.
Setahun sudah aku tidak melihat wajahnya, setahun pula aku tidak merasakan tinjunya, setahun aku tidak pernah lagi menenangkannya, setahun aku tidak mendengan jeritan-jeritannya "Aya nu manasaaaaaan!! sia manasan wae!!!" barang dirumahpun berantakan .. atau jeritan yang selalu membuat bulukuduku berdiri "Aya Malaikat maut, tuh... sieun maot!" subhanallah.... sekarang ini aku hanya bisa menangis ketika mengingat kejadian-kejadian tersebut.
Teman-teman yang senasib dengan ku mungkin mengalami yang sama denganku, aku hanya bisa berkata "SABAR" adalah kunci dimana kita bisa berserah diri, walaupun nyawa kita terancam, hati kita juga sangat ketakutan...
Wahai teman, percayalah... Allah telah menititpkan mereka kepada kita-kita yang sanggup dan berani menghadapi orang-orang dengan schizofhrenia.Cobaan yang Allah berikan tidak akan sama, telah ada kadarnya masing-masing jadi aku percaya... sabar tidak ada batasnya :)

Kamis, 04 Oktober 2012

Aku Tidak Gila, Juga Tidak Sakit Jiwa

Judul ini mungkin sering diucapkan oleh orang-orang yang mengidap penyakit Schizophrenia.
Ya, "AKU TIDAK GILA!" "AKU TIDAK SAKIT JIWA!"
Itu sering diucapkan mereka, memang..
GIILA adalah hilangnya kesadaran tanpa mengingat dirinya dan orang sekitarnya juga tidak punya pikiran yang sehat artinya tidak bisa membedakan mana yang salah dan yang benar serta tidak bisa berkomunikasi dengan benar bahkan sudah hampir tidak bisa merasakan perubahan disekitarnya, seperti mati rasa. apabila kehujanan, kepanasan, ataupun kesakitan, sepertinya tidak bisa mereka ungkapkan. (menurut gw hehe..)
SAKIT JIWA adalah jiwanya yang sakit..seperti ada gangguan kejiwaan yang mempengaruhi cara berfikir mereka sehingga sikap atau prilakunya beda dengan orang-orang yang jiwanya sehat. (masih menurut gw :p)

Orang yang mengidap Schizophrenia sering tidak sadar bahwa mereka memang sakit, karena mereka merasa normal seperti kita bahkan sering menyangkal kalau dirinya sedang berada dalam kondisi yang sakit.Yang mereka rasakan hanyalah saya tidak sedang sakit, tetapi saya sedang ada masalah, dan akibatnya akan semakin memperparah keadaan mereka.

Si Bungsu sendiri bahakan tidak mengerti kenapa setiap hari dia selalu memerlukan pengobatan, kenapa harus selalu diperiksa padalah dia sehat-sehat saja. namun ketika dia tidak bisa mengendalikan emosi, maka dia akan berubah menjadi seseorang tidak bisa saya kenal. Dia bisa mengamuk membabi buta, tanpa berfikir  yang dia sakiti itu seorang yang dia sangat kenal, bahkan tidak merasa sakit ketika menghancurkan rumah dengan menggunakan tangan atau kakinya.

Sungguh saya tidak pernah malu mempunyai seorang adik yang mengidap schizophrenia. Dokter memvonisnya dengan penyakit itu. 10 tahun yang lalu keluarga kami berusaha menyembuhkan penyakitnya dengan berbagai cara, karena waktu itu dia sempat lumpuh..tapi ternyata ketika kita merujuk kerumah sakit hasan sadikin, dan diberikan obat secara perlahan kondisi tubuhnya membaik. Tetapi anehnya setelah membaik dia malah sering mengamuk..

Saya tidak pernah mengira, ternyata yang mempunyai penyakit Schizophrenia ini sungguh banyak. dari yang  ringan sampai kronis. Jadi ketika saya membagi tulisan ini, semoga bisa membantu para keluarga yang juga mempunyai garis hidup yang sama dengan saya yaitu yang mempunyai tanggungan orang-orang Schizophrenia karena saya mengalaminya sendiri dan bagi keluarganya semoga bisa tetap tabah dalam menjalaninya. Saya sendiri sangat bisa merasakan bagaimana penderitaan keluarga yang mempunyai orang dengan Schizophrenia. Semoga Allah menguatkan dan mengikhlaskan kita yang menjalani garis kehidupan yang seperti ini, aamiin...

Schizophrenia sungguh diluar akal manusia sehat...mereka mempunyai cara berfikir yang lain dengan kita. saya selalu menunggu... ketika mereka bisa kembali seperti kita.

Salam semangat buat keluarga yang mempunyai orang dengan Schizophrenia!!

Sabtu, 18 Agustus 2012

Lebaran

4 tahun sudah berlebaran tanpa ayah
18 tahun sudah berlebaran tanpa Ibu
Tahun ini berlebaran tanpa si Bungsu
Kangen...
Kangen..
Kangen.
Entah berapa kali kata-kata itu ku ucap,
Namun..aku tidak bisa berbuat apa-apa..
Hanya do'a kupanjatkan untuk Ayah bunda dan saudara-saudaraku
Bung.. Kali ini kamu berlebaran di tempat orang..
Di garut bersama Bibi sama saudara di Cikajang
Maafkan kakakmu ya..
Aku masih ingat, ketika kamu masih disini bersama kami, Setiap lebaran aku selalu membelikan mu pakaian, dari kaos, koko dan celana panjang. Aku bahkan senang sekali membelikanmu banyak pakaian. Pakaian mu banyak sekali bung, sampai selomari.. tapi semenjak kamu berganti-ganti tempat, maka pakaianmupun raib. Dari yang bagus-bagus sampai yang jelek.. kini pakaianmu hanya tinggal dihitung dengan jari, subhanallah.. Aku tidak tahu apakah kamu menikmati hari, kehidupanmu selalu dihantui dengan ketakutan dan itu terpancar di wajahmu yang selalu murung dan lesu. aku tahu kamu selalu mencoba melawan rasa takutmu sampai celanamu basah setiap hari..
Ya Allah.. sungguh aku tidak tahu setakut apa kamu menghadapi penyakit ini? walaupun orang bilang ini bukanlah penyakit!! Lebaran tanpamu membuatku menangis, apakah engkau bahagia disana? aku selalu ingin bersama denganmu namun..aku juga sungguh ketakutan bung.
Dulu, aku terbiasa denganmu bahkan apapun yang kamu lakukan sudah bukah hal besar lagi. aku hanya bergumam.. "ini bukan adiku.."
ketika rumah hancur...
Barang-barangpun hancur..
Akupun Hancur..
Bukan hatiku saja yang kamu hancurkan,
Namun badankupun kamu hancur kan sampai ku tak sadarkan diri
Ini, berulang sudah sedari 5 tahun yang lalu ketika bapak pergi.. Aku sudah tidak bisa menghitung.. semua sudah Engkau atur Ya Allah.. Ini hanyalah cobaan buatku, Apapun yang terjadi.. Aku tetap mencintaimu Bung, Hanya saja aku tidak tahu bagaimana untuk bisa kembali bersamamu tanpa rasa takut, karena sekarang setiap menit kamu semakin merasa kesakitan..
Maafkan aku,,,